Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Semesta Manusia

Berbicara mengenai manusia tak lepas dari unsur dunia semesta maupun dan diri manusia itu sendiri, baik itu sesuatu yang nampak seperti fisik dengan segala keunikannya, ada yang terbesar dalam semesta yang dikenal sebagai cosmos universe dan juga unsur tetkecil semesta atau yang disebut sebagai quark . Dalam hal fisik terbesar maupun terkecil di atas, tidak dipungkiri bahwa suatu saat ditemukan lagi unsur yang lebih besar maupun unsur yang lebih kecil seperti di atas. Tidak dipungkiri juga ilmu pengetahuan dan teknologi akan semakin maju  yang akan menciptakan penemuan-penemuan baru. Dan dari unsur mulai terkecil dan terbesar, manusia berada pada urutan ke-3 dari 10 klasifikasi yang meliputi pola perilaku manusia sebagai mahluk sosial dan segala serba serbi pelengkap hidupnya. Manusia dan segala yang ada di bawahnya yaitu sampai quark dapat disebut sebagai kelompok mikro, sedangkan manusia sampai pada level terbesar atau cosmos universe dapat dikelompokan menjadi makr...

Sastra Musim Gugur (part 2)

Postingan ini sebenarnya sama dengan yang sebelumnya, hanya saja dalam bentuk poin-poin saja. Berikut poin-poinnya: 1. Sastra itu bagian dari madzhab kehidupan yang memungkinkan manusia meraih tujuannya. 2. Tapi di Indonesia sastrawan masih setengah hati untuk diapresiasi secara masif. 3. Bagi negara dan pemerintah, sastra adalah musuh yang menggerogoti kekuasaan. Karena itulah kembali ke poin 2. 4. Fakultas sastra tidak pernah melahirkan tokoh sastra / sastrawan. 5. Sebab kesulitannya dalam membuat karya sastra, kini para penulis yang berangkat dari menulis untuk diri sendiri bergeser ke publik (untuk pasaran).  6. Orang Indonesia jarang berpikir yang paradoksal soalnya kita telah dibentuk dari dalam kelas untuk memahami hanya satu hal yang dijanjikan akan menyukseskan kehidupan di masa depan. Dan itu sejak zaman perjuangan, dan wujud itu adalah "Sekolah/Universitas". 7. Dalam keterkungkungan itulah Indonesia jarang sekali bisa...

Sastra Musim Gugur

Perjalanan sastra di indonesia ini terbilang cukup menyedihkan dari era Chairil hingga sekarang. Tidak heran jika para sastrawan tidak mendapat  platform  yang memadai di sini. Kalau mengingat sejarahnya memang dari era Soekarno Sastrawan/karya sastra masih minim akan apresiasi, mungkin juga karena waktu itu masih mudanya usia negara sehingga tidak memperhatikan hal-hal yang tidak menguntungkan negara dari sisi finansial maupun otoritasnya sampai mimpi buruk yang menjadi kenyataan di rezim Soeharto. Kuasa total!. Bagi penguasa, sastrawan, penyair dan kawan-kawannya adalah musuh yang akan terus dihancurkan!. Mengapa? Sebab mereka mempunyai alat bernama sastra/tulisan yang dapat membawa hulu ledak yang kuat bagi pemerintah dan mengancam otoritasnya sebagai penguasa, ia dapat menghimpun massa akan sebuah ideologi yang disuarakan. Maka, atas alasan demikian hal-hal yang berkaitan dengan sastra tidak diberi ruang yang layak, selayak guru kehidupan. Hingga pujanga sekal...