Berbicara mengenai manusia tak lepas dari unsur
dunia semesta maupun dan diri manusia itu sendiri, baik itu sesuatu yang nampak
seperti fisik dengan segala keunikannya, ada yang terbesar dalam semesta yang
dikenal sebagai cosmos universe dan
juga unsur tetkecil semesta atau yang disebut sebagai quark. Dalam hal fisik terbesar maupun terkecil di atas, tidak
dipungkiri bahwa suatu saat ditemukan lagi unsur yang lebih besar maupun unsur
yang lebih kecil seperti di atas. Tidak dipungkiri juga ilmu pengetahuan dan teknologi
akan semakin maju yang akan menciptakan penemuan-penemuan baru. Dan dari
unsur mulai terkecil dan terbesar, manusia berada pada urutan ke-3 dari 10
klasifikasi yang meliputi pola perilaku manusia sebagai mahluk sosial dan
segala serba serbi pelengkap hidupnya. Manusia dan segala yang ada di bawahnya yaitu sampai quark dapat disebut sebagai kelompok
mikro, sedangkan manusia sampai pada level terbesar atau cosmos universe dapat dikelompokan menjadi makro.
Manusia itu sebenarnya makro, tetapi dirinya
tidak menyadari sehingga dia mengecilkan atau meremehkan kekuatan dari dirinya
sendiri sehingga dia menganggap mikro. Mengapa demikian? Karena manusia adalah
sebagai khalifah di semesta ini. Manusia dapat berbuat baik dengan cara
melestarikan maupun menghancurkan alam ini. Manusia sebagai poros semesta ini
yang telah diwariskan Tuhan sebagai amanah yang harus dipegang. Dalam jiwa
manusia sesungguhnya ada inti kekuatan yang mana jika manusia itu menghendaki
maka alam pun tunduk padanya. Seperti contoh manusia dapat mengendalikan angin,
air, batu, dan lain sebagainya. Manusia mengalami kemunduran dari segi
pemanfaatan kekuatan diri yang dulu seorang manusia dapat terbang hanya dengan
mengendalikan angin lewat batin dan kekuatan diri, tetapi sekarang harus susah
payah membuat pesawat terbang atau beli tiket yang mahal untuk dapat terbang.
Begitu juga mengenai pemanfaatan tenaga perasaan yang juga kurang dimaksimalkan
adalah dengan membaca pikiran seseorang yang dalam Islam disebut ilmu makrifat
atau ilmu batin, misalnya seseorang bisa membaca dan menebak kebiasaan dan
perilaku seseorang yang belum pernah dia kenal dan bertemu sebelumnya, pada akhirnya
tebakan tersebut membawa suatu kebenaran. Entah itu sebagai kebetulan ataukah
memang dia benar-benar bisa mengendalikan perasaannya hanya Tuhan yang tahu.
Manusia memiliki dua aura yang bersemayam dalam
dirinya, yaitu aura kebaikan dan aura kejahatan. Sebagai contoh di suatu daerah
ketika mau menebang sebuah pohon beberapa orang akan meneriaki pohon tersebut
dengan cacian umpatan-umpatan negatif yang mana pohon tersebut akan mati
setelah itu baru ditebang. Atau manusia dapat menurunkan hujan saat paceklik
sebagai contoh pemanfaatan aura positifnya. Apakah ini yang disebut
pengendalian diri? Dan apakah semua orang dapat melakukannya? Jawabannya adalah
IYA, jika orang tersebut dapat dengan yakin dengan apa yang sedang dia lakukan
tersebut.
Mengenai kelompok makro maupun mikro ada juga
pendapat yang mengatakan makro adalah Tuhan itu sendiri beserta sifat-sifat dan
segala kekuasaanNya, sedangkan mikro adalah manusia dan alam semesta berserta
isi dan perannya masing-masing. Kembali pada kemunduran manusia yang tidak yakin pada
kekuatan dirinya dikarenakan supremasi brainware
dimana saat otak kita dicuci dengan informasi yang ada pada saat ini dan
akhirnya manusia meyakini dan terlalu menggantung pada keadaan. Dan hal inilah
yang mengakibatkan kemunduran manusia.
Diskusi Majelisan #15
Komentar
Posting Komentar