Manusia sejak lahir dititipi oleh Tuhan dengan naluri keindahan
(sastra) dalam dirinya. Tidak heran di zaman yang mutakhir ini banyak di antara
manusia yang sangat pandai dalam membuat kata-kata indah di dunia maya.
Sastra adalah semua aspek kehidupan yang dihasilkan oleh manusia
yang muncul dari gejolak atau pengalaman jiwa yang memiliki nilai keindahan
(Pradopo).
Sastra Arab identik dengan bahasa Arab, karena bahasa Arab adalah
jalan satu-satunya untuk memahami sastra arab tersebut. Bahasa Arab merupakan
salah satu rumpun besar bahasa Semit (rumpun bahasa syam “putra nabi Nuh”).
Aliran Klasik (Jahiliyyah)
Karya sastranya berirama (pakem dengan kesamaan akhir bunyi puisi).
Penyair-penyair dalam aliran ini yang paling terkenal adalah Ahmad Syauqi, sehingga
mendapat gelar Al-Muallaqoh. Pembacaannya di pasar-pasar.
Aliran Romantisme
Dr. Ahmad Muzakki dalam bukunya Pengantar Teori Sastra Arab
menjelaskan bahwa alirang yang pertama, mereka hanya terikat pada qafiyah
(sajak). Dalam hal ini mereka juga dipengaruhi oleh William Shakespeare,
seorang sastrawan romantik inggris terkenal ataupun Nizami. Yang kedua
adalah yang beraliran bahwa mereka sama sekali tidak menerima arudl,
baik wazan (muzikalitas) maupun qafiyah (sajak), tidak terikat
oleh aturan klasik, atau bergaya prosa liris. Salah satu dari keduanya dari
tanah Arab, dan pemuka dari aliran ini adalah Khalil Gibran, dan dari aliran
romantisme menimbulkan dan membebaskan pada perasaan dan emosi yang lembut,
kealamian yang indah yang bersal dari Libanon dank arena hubungan dari
kebudayaan Prancis.
Aliran Puisi Baru atau Puisi Bebas
Aliran
ini berdiri karena didorong oleh faktor politik dan ekonomi paska perang dunia
kedua, bersamaan dengan lemahnya pengaruh aliran romantisme yang dibangun atas
dasar imajinasi.Dampak dari ini terjadi berbagai perpecahan
antar sastrawan sehingga melahirkan aliran-aliran:
1.
Aliran
Al-Muhafidzun, yaitu aliran yang masih memelihara kaidah puisi Arab
secara kuat (klasik).
2.
Aliran
Al-Mujaddidun, yaitu aliran yang muncul karena adanya perubahan situasi
politik, sosial, dan dan pemikiran. Adanya keinginan untuk lepas dari hal-hal
yang berbau tradisional.
3.
Aliran
Al-Mughaaliinu, yaitu aliran yang mengikuti aliran sastra yang ada di
Eropa (M. Darwis, Adonis).
Yogyakarta, 27 Februari 2018
Oleh: Ardi Prasetya
Diskusi Majelisan #6
Komentar
Posting Komentar