Indonesia sudah paham dan hafal betul tentang kedudukan dan penguasaan Belanda dan negara-negara barat di negeri tercinta ini, ibu pertiwi bahu membahu membangun dengan darah dan keringat perjuangan untuk menciptakan kedamaian dan kemakmuran anak cucunya. Tetapi tak lama mereka sudah mempertahankan dengan peradaban dan pengetahuan, tembok-tembok pembenteng yang menjulang tinggi dan kokohnya untuk melindungi rakyat dan rajanya dari serangan musuh dan penaklukan negeri seberang.
Hancur lebur diterpa meriam dan tembakan bedil perenggut nyawa-nyawa kemuliaan, pendudukan barat telah mengoyak-oyak nilai-nilai keluhuran yang sudah di lestarikan oleh para leluhur nusantara tanpa ampun sampai ke jantung dan hati setiap mangsanya, sumber daya alam emas rempah-rempah bah arah segar yang mengalir di setiap nadi kehidupan. Dihisap dan diambil tanpa boleh menyisakan sedikit dari darah kehidupan kijang buruannya. Rakyat menderita dan tidak dibolehkan hidup bahagia dan makmur di bawah kuku cengkeramannya, bahkan hidup setara pun dengan kompeni-kompeni itu pun tidak dibolehkan dan dihancurkan perekonomiannya dengan muslihat licik dan penjarahan.
Masa penjajahan, rakyat tidak mempermasalahkan dengan banyak dan untungnya materi keduniawian yang dibanggakan, tetapi rasa tentram dan aman yang sangat digandrungi setiap rakyat-rakyat jelata pedesaan. Hidup bertani, berkebun, dan beternak menjadi rutinitas pekerjaan sehari-harinya dengan bekal dan harapan merawat alam dan memenuhi kebutuhan pokok dirinya dan anak cucunya tanpa merusak alam itu sendiri, sekedar cukup untuk makan hari ini sangatlah bahagia dan rasa syukur yang selalu dipanjatkan kepada Sang Kuasa. Penjajahan tentunya sudah berlalu dan digantikan dengan kemerdekaan yang dibeli dengan darah perjuangan oleh founding father bangsa dan para pahlawan yang berjuang mati-matian mengusir penjajah tetapi disaat kemerdekaan sudah ditangan rakyat kembali harapan kebahagian kemakmuran dan rasa aman tenteram justru sampai saat ini tidak ditemukan oleh setiap rakyat indonesia.
Rakyat tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara apa itu zaman penjajah dan zaman kemerdekaan karena bagi rakyat seolah sampai sekarang pun rakyat hanya tetap menjadi sapi perah para penguasanya dan harus tunduk dan berdiri dibawah kaki-kaki penguasanya. Setiap tahun bulan minggu hari bahkan jam-jam kehidupan rakyat harus dibebani negara maupun pemerintahnya untuk membayar pajak ini dan itu yang katanya untuk membangun negeri indonesia ini, tetapi sekian gunung pundi-pundi yang masuk dari pribadi rakyat dan perusahaan-perusahaan seolah tidak kembali kepada rakyat? Kemana semua uang upeti yang dikumpulkan oleh mereka pelaku pemangku negara ini. Kenapa setiap rakyat yang membayar pajak itu sakit mereka harus tetap membayar tagihan obat perawatan bahkan ruangan sederhana rumah sakit itu yang dibayar dan membangun dengan iuran atau pajak rakyat itu.
Jika pajak dan upeti yang disalurkan setiap jamnya untuk pemerintah dari rakyat tidakkah cukup untuk membiayai sekolah-sekolah bagi setiap warganya baik yang mampu ataupun bagi yang mereka tidak mampu sehingga tidak ada satupun anak bangsa yang berlari mendekati setiap mobil-mobil yang berhenti untuk menawarkan koran dan kerupuk-kerupuk buatan ibunya. Sekian banyak kasus yang terjadi orang meninggal karena ditolak oleh pihak rumah sakit karena tidak mampu untuk membayar tagihannya, atau karena terlihat tidak mampu untuk membayar biaya rumah sakit itu.
Masih banyak PR yang harus dibenahi dan sudah cukuplah bagi mereka yang merelakan dirinya untuk mengabdikan kepada negara bekerja sepenuh hati, pikiran, dan tenaganya untuk kepentingan masyarakat, cukuplah hentikan dari sekarang hasrat untuk memanfaatkan dan mencuri uang rakyat untuk kepentingannya sendiri. Pendapatan yang besar dan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya bagi pengabdi negara sudah dihitung dan diperkirakan dengan matang tetapi apakah masih kurang besar dan banyak uang itu, sehingga engkau tega mencuri sedikit uang dan hak rakyat yang telah dipercayakan kepada pemangku negara. Rakuskah dirimu sehingga engkau berlomba dengan tikus-tikus got untuk menggerogoti sampah-sampah sisa makanan.
Sudahlah bangsa ini sudah hafal dan tahu betul tipe-tipe orang yang benar dan licik dalam menjalankan amanah negeri ini, jangan engkau mainkan kata-katamu untuk pembelaan perilaku kotormu, rakyat butuh kerja nyatamu dan ciptakan kemerdekaan yang sejati di negara ini, jangan berperilaku sama seperti kompeni yang memeras dan mencuri hasil kekayaan negara. Kalo masih begini terus keadaan bangsa ini terus apa bedanya kijang diterkam singa dengan rakyat yang diterkam pemerintah bangsanya sendiri?
Tlogoharum, 12 januari 2021
Komentar
Posting Komentar