(foto sumber: google)
Ngopas statuse kang Surya Widayat:
· Tegal dan sekitarnya. Kekejian pertama PKI
yaitu pada penghjung tahun 1945, tepatnya Oktober. Di kota ini, ada seseorang
pemuda PKI di Slawi, Tegal, Jawa Tengah, berjuluk kutil (nama asli Skayani),
telah menyembelih seluruh pejabat pemerintah di sana. Kutil juga melakukan
penyembelihan besar-besaran di Brebes dan Pekalongan.si Kutil mengarak kardinah
(adik kandung RA Kartini) keliling kota dengan sangat memalukan, syukurlah ada
yang sempta menyelamatkan Kardinah, tepat beberapa saat sebelum Kutil
memutuskan mengeksekusi Kardinah.
· Kota Lebak, Banten. Kekejian datang dari Ce’
Mamat, pimpinan ferombolan PKI dari Lebak, Banten, yang merencanakan menyusun
pemerintahan model UNI Soviet. Gerombolan Ce’ Mamat berhasil menculik dan
menyembelih Bupati lebak R. Hardiwinangun di jembatan sungai Cimancak pada
tanggal 09 Desember 1945.
· Jakarta, Jl. Oto Iskandar Dinata di selatan
Kampung Melayu. Ingatlah pembunuhan tokoh nasional Oto Iskandar Dinata yang
dihabisi secara keji oleh laskar hitam ubel-ubel dari PKI, pada Desember 1945.
· Sumatra Utara, ternyata banyak menyimpan
kisah miris. Sebab PKI juga menumpas habis seluruh keluarga (termasuk anak
kecil) Istana Sultan Darul Aman di Tanjung Pura, pada Maret 1946, serta
merampas harta benda milik kerajaan. Dalam peristiwa ini, putra mahkota
kerajaan Langkat, Amir Hamzah (banyak dikenal sebagai penyair), ikut tertumpas.
Tak ada lagi penerus kerajaan Langkat.
· Di belahan lain Sumatra, Pematang
Siantar.PKI menunjukkan kebrutalannya. Pada Mei 1965. PKI melakukan aksi
sepihak menguasai tanah-tanah negara. Pemuda Rakyat, Barisan Tani Indonesia
(BTI), dan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) melakukan penanaman secara liar
di lahan milik Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Karet IX Bandar Betsi. Pembantu
Letnan Dua yang sedang ditugaskan di perkebunan
kebetulan menyaksikan aksi perilaku anggota PKI tersebut. Sudjono pun
memberikan peringatan agar aksi dihentikan. Anggota PKI bukannya berhenti,
justru berbalik menyerang dan menyiksa Sudjono. Akibatnya, Sudjono tewas dengan
kondisi sangat menyedihkan.
· Berbagai kota di Jawa Timur. Kekejian di
Jawa Timur, yaitu saat Gubernur Jawa Timur RM Soerjo, pulang dari lawatan
menghadap Soekarno. Di tengah jalan, mobil Gubernur Soerjo bersama dua
pengawalnya dicegat pemuda rakyat PKI, lalu diseret menggunakan tali sejauh 10
kilometer hingga merenggang nyawa, lalu mayatnya dicampakkan di tepi kali.
· Madiun, PKI menusuk dubur banyak warga desa
Pati dan Wirosari, Madiun, dengan bambu runcing. Lalu, mayat mereka ditancapkan
di tengah-tengah sawah, sehingga mereka kelihatan seperti pengusir burung
pemakan padi. Salah seorang diantaranya wanita, ditusuk kemaluannya sampai
tembus ke perut, juga ditancapkan ke tengah sawah.
· Magetan, algojo PKI merentangkan tangga
melintang di bibir sumur, kemudian Bupati Magetan dibaringkan di atasnya. Ketika
telentang terikat itu, algojo menggergaji badannya sampai putus dua, lalu
langsung dijatuhkan ke dalam sumur.
· Kiai Sulaiman dari Magetan ditimbun di
sumur Soco bersama 200 orang santri lainnya, sembari tetap berdzikir, pada
September 1948.
· Kisah Kiai Imam Mursyid Takeran yang hilang
tak tentu rimbanya. Genangan darah setinggi mata kaki di pabrik gula Gorang Gareng,
ayah dari Sumarso Sumarsono yang disembelih di belakang pabrik gula, baru ketemu
rangkanya setelah 16 tahun. Bahkan para PKI mengadakan pesta daging bakar ulama
dan santri di lumbung padi.
· Kisah Isro yang sekarang menjadi guru di
Jawa Timur. Ketika dulu masih berumur 10 tahun pada tahun 1965, Isro hanya bisa
memunguti potongan-potongan tubuh ayahnya yang sudah hangus dibakar PKI di
pinggir sawah dan hanya bisa dimasukkan ke dalam kaleng.
· Blora, pasukan PKI menyerang Markas Kepolisian
Distrik Ngawen, pada tanggal 18 September 1948. Setidaknya, 20 orang anggota
polisi ditahan. Namun, ada 7 polisi yang masih muda dipisahkan dari
rekan-rekannya. Setelah datang perintah dari komandan pasukan PKI Blora, mereka
dibantai pada tanggal 20 September 1948. Sementara 7 polisi muda dieksekusi secara
keji. Ditelanjangi kemudian leher mereka dijepit dengan bambu. Dalam kondisi
terluka parah, 7 orang polisi dibuang ke dalam kakus atau jamban (WC) dalam
kondisi masih hidup, baru kemudian ditembak mati.
· Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Dungus. PKI
memantai hampir semua tawanannya dengan keji. Para korban ditemukan dengan
kepala terpenggal dan luka tembak. Di antara para korban ada anggota TNI,
Polisi, pejabat pemerintah, tokoh masyarakat, dan ulama.
· Wonogiri, Jawa Tengah, ternyata akrab
dengan amis darah kekejian PKI yang menculik pejabat pemerintahan, TNI, Polisi,
dan Wedana. Semua dijadikan santapan empuk PKI di sebuah ruangan bekas
laboratorium dan gudang dinamit di Tirtomoyo. Saaat itu PKI menyekap 212 orang,
kemudian dibantai dengan keji satu persatu pada tanggal 04 Oktober 1948.
· Kecamatan Kras, Kediri. Training Pelajar
Islam Indonesia tanggal 13 Januari 1965, diserang oleh PR (Pemuda Rakyat) dan
BTI (Barisan Tani Indonesia). Massa komunis ini menyiksa dan melakukan
pelecehan seksual terhadap para Pelajar Islam perempuan. Tidak hanya sampai di
situ, massa PKI pun menginjak-injak Al-Qur’an. Mereka punmemiliki pertunjukan
ludruk dari LEKRA dengan lakon “Matinya Gusti Allah”, dan berbagai lakon lain
yang biadab dan tidak bisa dimaafkan.
· Lubang Buaya Jakarta adalah bukti otentik aksi
kejam PKI dengan gerakan 30 September 1965. Tidak tanggung-tanggung 6 Jenderal
(Letjen TNI A Yani, Mayjen TNI Soeprapto, Mayjen TNI MT Hardjono, Mayjen TNI S
Parman, Brigjen TNI DI Panjaitan, Brigjen TNI Soetodjo Siswomiharjo), ditambah Lettu
Piere Andries Tendean, dimasukkan ke dalam sumur. Para Gerwani dan Pemuda
Rakyat bersorak dan bergembira ria melihat para jenderal dimasukkan ke dalam
sumur Lubang Buaya di Jakarta Timur.
· Semua negara komunis di dunia ini melakukan
pembantaian dan penyembelihan kepada rakyatnya sendiri. 500.000 rakyat Rusia
dibantai Lenin (1917-1923), 6000.000 petani Kulak Rusia dibantai Stalin (1929),
40.000.000 dibantai Stalin (1925-1953), 50.000.000 rakyat China dibantai Mao
Tse Tung (1947-1976), 2.500.000 rakyat Kamboja dibantai Pol Pot (1975-1979), 1.000.000
rakyat Eropa Timur di berbagai negara dibantai rezim komunis di sana, 1.700.000
rakyat di berbagai negara di Afrika dibantai rezim komunis, dan 1.500.000
rakyat Afghanistan dibantai Najibullah (1978-1987).
· Barangkali jika waktu itu komunisme
berhasil menguasainegeri ini, kita tak akan bisa membaca karya-karya sastra
religius milik Hamka, Taufiq Islami, dan lain-lain. Karena Lembaga Kebudayaan
rakyat (LEKRA) yang dikomandani Pramoedya Ananta Toer, sempat menuding Hamka
sebagai plagiator atas novelnya yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van der Wijk. Tekanan
politik terhadap karya-karya non-komunis dilakukan oleh LEKRA. Hujatan-hujatan
atas sastrawan anti-LEKRA terus dilakukan. Penyair Chairil Anwar (pelopor angkatan
45) juga digugat dan dinilai sudah tidak punya arti apa-apa. Bahkan buku-buku
sastra karya sastrawan anti-LEKRA dibakar.
Bagaimana pun, kelompok Palu Arit ini telah
dua kali melakukan kudeta dengan keji. Mereka menyembelih para santri, para
kiai, para agamawan, para penjada NKRI yang menolak paham kiri.
(Ayat-ayat yang Disembelih, Sejarah Banjir Darah
Para Kiai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI. Penerbit Cordoba, 2015.
Anab Afifi dan Thowaf Zuharon).
Yogyakarta, 30 September 2017
Diskusi Majelisan #01
Komentar
Posting Komentar