Kemampuan masing-masing orang mempunyai peran yang signifikan untuk menciptakan suasana yang harmonis. Gejala yang membuat seseorang tidak bisa tumbuh dengan sempurna adalah beranggapan bahwa seseorang mempunyai kemampuan lebih dari pada orang lain. Padahal segala yang telah tercipta mempunyai celah yang satu sama lain bisa saling mengisinya. Hal ini belum menjadi pembahasan yang membuih. Karena masih terganggu oleh isu-isu yang masih ada di permukaan.
Banyak istilah-istilah sebuah kelebihan yang menyebar di tengah masyarakat. Ada yang menyebutkan tentang perbedaan IQ, faktor keturunan (privilege), gifted, dan zodiak. Istilah-istilah ini banyak menjadi batu sandungan untuk pertumbuhan individu maupun kelompok akan mengalami penurunan kualitas.
Pertama, Kecerdasan Intelektual (IQ). IQ adalah kemampuan seseorang dalam bernalar dan memecahkan masalah dengan menggunakan unsur-unsur matematik dan logika. Kedua, Faktor Keturunan (Privilege). Privilege adalah hak istimewa yang didapat oleh seseorang yang lahir dari kalangan keluarga elit atau keluarga dengan rasa tau golongan mayoritas, serta hak istimewa yang dapat dimiliki oleh orang-orang yang berhasil mencapai jabatan lebih tinggi. Ketiga, Gifted. Gifted adalah orang-orang yang sangat profesional atas dasar kemampuan mereka yang luar biasa dan kecakapan mereka dalam mengerjakan pekerjaan yang berkualitas tinggi. Keempat, Zodiak. Zodiak adalah siklus tahunan dari dua belas wilayah sepanjang wilayah ekliptik. Dalam tataran personal, zodiak bisa memberikan gambaran tentang sifat dan ciri kepribadian seseorang, kekuatan serta kelemahan diri.
Perbedaan yang dialami seseorang setidaknya memberikan suatu kesadaran tentang pentingnya kolaborasi. Hal-hal tersebut sedikit memberikan seseorang kematangan dan ketepatan potensi yang dimiliki. Tetapi tidak membuat orang lain menjadi minder tentang kelebihan-kelebihan itu. Alam bekerja dengan membuat keseimbangan dari kelebihan dan kekurangan masing-masing. Meskipun mempunyai gesekan-gesekan kecil, tetapi hal itu menjadi penting untuk menciptakan keadaan yang terus bertumbuh dan berkembang.
Keterbukaan pemikiran menjadi alat pacu yang tepat untuk menghimpun berbagai perbedaan yang ada. Langkah yang bisa dilakukan yaitu membuat diskusi, mengumpulkan data-data, membuat keputusan bersama, dan melakukan aktualisasi kesimpulan yang telah dibuat. Kesediaan diri untuk lebih banyak mendengarkan dari pada berbicara menjadi esensial untuk dilakukan. Karena apa yang keluar akan lebih presisi dan lebih saksama.
Ketimpangan-ketimpangan yang telah terjadi di tengah masyarakat disebabkan karena masing-masing orang masih menjadikan dirinya sebagai orang yang lebih tahu dari pada yang lain. Banyak level sosial yang sudah menjadi lumut di dalam pikiran. Bentuk yang didapatkan dari kelahiran level sosial yang paling salah satunya berada di bagian pendidikan. Banyak yang sudah mencapai pendidikan tinggi menjadi merasa lebih tahu. Salah seorang sastrawan telah memberikan peringatan tentang hal itu. Dia berkata bahwa “Apakah gunanya pendidikan // bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing // … // ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata: // Disini aku merasa asing dan sepi!”.
Pendidikan akan menjadi sebuah cermin yang mempunyai sisi positif dan negatif. Secara harfiah pendidikan mempunyai arti proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatiha. Di sini telah disebutkan bahwa sebuah pendidikan akan menjadi efektif apabila seseorang telah mengalami perubahan sikap menuju ke arah yang lebih dewasa dari yang sebelumnya. Tetapi yang masih kurang dilakukan oleh pelakunya yaitu membuat semua orang yang ada di sekitarnya mendapatkan dampak tentang keputusan-keputusan yang diambil atas suatu keadaan. Dengan didasari oleh pendewasaan sikap dan cara berpikir yang efektif, maka sebuah kumpulan masyarakat di masa depan akan menjadi tertata dan mempunyai fundamental pemikiran yang jernih.
Kelebihan-kelebihan yang sudah didapatkan seseorang seharusnya bisa dipadukan dengan pendidikan yang telah diperoleh. Hal ini perlu untuk mendapatkan perenungan dari masing-masing orang. Agar bisa tercipta komposisi yang tepat di lingkungan.
Penulis: Abdul Malik Karim
Tapi sayangnya pendidikan kita tidak pernah sungguh-sungguh mendidik, yang berlangsung hanya pemaksaan informasi. Pun tanpa pernah tahu hulu dan hilirnya apa itu kata "didik". Semoga generasi pasca remaja(seperti penulis di atas), bisa terus mengasah dan memperkaya segala hal yang dibutuhkan adik-adik dan anak turun kita, agar tidak melanjutkan keliru-keliru seperti yang berlangsung saat ini.
BalasHapus