Langsung ke konten utama

Warkop.1

Warung Mbak Nanik merupakan tempat yang asyik untuk Cemplon dan warga desanya hanya untuk menikmati kopi ataupun rasan-rasan dengan sesama warga desa, warkop menjadi ajang berkumpul dan berbagi informasi, baik informasi tentang pekerjaan, keluarga bahkan politik dan ilmu keagamaan dibahas Cemplon dan masyarakat.

 

Suatu ketika Cemplon sedang memesan kopi dan teh yang hanya dihargai 5 ribu rupiah oleh Mbak Nanik "Monggo mas kopine" saut Mbak Nanik dengan parasnya yang ayu dan selalu tersenyum untuk memuaskan pelanggannya. Kopi Jolong yang pahit agak manis menjadi kopi yang sangat digemari Cemplon untuk menemani teman ngobrol, ngerokok dan juga nge-game. "Sruuup ahhh" Cemplon menyeruput kopi dengan pelan-pelan dan dengan perasaan yang dalam menikmati secangkir kopi buatan Mbak Nanik.

 

Baru dua kali seruputan kopi dan satu batang rokok linting yang masih mengebul di jarinya, Damar datang sambil memakai caping blarak di kepalanya, "Ngopi plon" sapa Damar sok keakraban, setelah memesan kopi Damar langsung duduk depan Cemplon sambil menggerutu mengenai padi-padinya yang dimakan wereng. "Saiki opo-opo sarwo larang yo, Plon, lengo (minyak goreng) larang, beras mundak, tempe karo tahu yo melu mundak kok, ingeti wae tempo sak upil ae rongewu telu lo, Plon, wong biasane ae limangatusan" (sambil asik memakan tempe goreng yang dihidangkan Mbak Nanik di meja depan Cemplon dan Damar).

 

Cemplon yang sedang merokok pun membalas Damar dengan kritik "Awakmu Mar penak ono sawah kari macul aku dewe golek gawean angel, ono serabutan wae ora saben dino, syukur-syukur ono seng jalok tulong kon ngadolke iwak, la nek ora la yo pahit aku, Mar". percakapan mereka semakin asyik dan seru, mereka memang korban dari mahalnya harga-harga kebutuhan pokok yang terus meroket di negeri yang katanya gemah ripah loh jinawi, negara yang katanya penghasil sawit terbesar didunia, membakar dan menebang hutang menjadi perkebunan sawit, bahkan orang utan, flora dan fauna langka tidak pernah dipikirkan kelestariannya jika sudah diiming-imingi duit. 

 

Cemplon bertanya pada Damar dengan sedikit keheranan "Saiki beras kok impor lengo kok angel kui, beras karo sawite bumi kene moro ne ngendi yo, Mar? Opo didol nek luar negeri ben menterine entok komisi?, la nek ngono aturane yo seng kesusahan wong cilik-cilik ngene to, Mar." yang menjadi masalahnya apakah wakil-wakil rakyat kita itu memikirkan suara dan melihat kesengsaraan rakyatnya untuk mengambil kebijakan ataukah hanya menghitung untung rugi secara materinya saja dalam mengambil kebijakan, "Kok setiap kebijakan hanya bekerjasama dengan elit-elit negara luar saja tanpa pernah bekerja sama dan berusaha bareng dengan rakyatnya sendiri. "Ah palingan wakil rakyat kita kini sedang menghitung-hitung asetnya dan melihat-lihat virtual account e-bankingnya sudah ada kenaikan belum? Sudah bayar belum? Ngapain capek-capek memikir rakyat yang hanya menggantungkan pemerintah saja.

 

Tak terasa kopi dan teh Cemplon habis, Damar berdiri dan pergi ke sawah lagi untuk menjaga sawahnya dari serangan emprit-emprit yang memakan padinya "Plon, balik disek arep nek sawah meneh aku". Sambil mengemasi rokok linting dan tembakaunya Cemplon pun pulang ke rumah sambil menggerutu "Amboh lakoni wae lah, mugo presiden e tahun ngarep bener-bener presiden seng gemati karo rakyate ora mok karo wong aseng".

 

Tlogoharum, 11 maret 2022

Penulis: Mujiyono

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Adalah Milik Semua Orang

Lagu adalah milik semua orang, entah siapa yang bikin dan mau diperjualbelikan atas nama copyright, industri musik, pelabelan studio, dan atau kapital lainnya tidaklah membuat lagu jadi milik pribadi dalam arti luas. Sekali seorang me-launching lagu, maka otomatis akan jadi milik orang lain, dengan logika sederhana bagaimana mungkin sebuah lirik, nada, ritme, dan melodi yang terejawantah dalam tembang akan jadi egois dan oportunis, karena lagu tidak bisa disembunyikan. Maka, semua nomenklatur yang aku sebut tadi hanyalah administrasi normal dari sebuah kapital industri musik, yang mereka sebut copyright ketika hanya dinyanyikan seorang diri, kelompok maupun sebuah acara yang besar, tetapi tidak boleh diperjualbelikan lewat media apa pun, dus dengan keuntungan dari lagu copyright itu yang dipermasalahkan, selebihnya yang penting dinikmati sendiri saja.   Dan bila suatu masa berkembang fenomena dan budaya cover lagu hanyalah akibat lanjutan atau kontinuasi dari gelombang kapital indu...

Begawan Durna Milenial

Suatu hari disebuah padukuhan karang kadempel yang merupakan tempat dan rumah sederhana semar bodronoyo dan juga anak-anaknya bermukim, keadaan rumah yang serba kurang dari segi materi dan boleh dikatakan rumah yang kurang layak, tetapi di rumah itulah kedamaian dan ketenangan diperoleh semar dan anak-anaknya, karena memang sejatinya semar adalah dewa yang tidak  gebyar  atau tidak suka dengan harta yang melimpah ataupun kekayaan. Semar dan anak-anaknya waktu itu sedang berkumpul dengan ketiga anaknya yaitu Gareng, Petrok, dan tidak ketinggalan Bagong. Dikala kedamain mereka di sebuah pendopo kecil nan sederhana di depan rumahnya semar datanglah tamu yang tanpa diundang oleh tuannya, yaitu Begawan Durna seorang pendeta atau pertapa dari negara Ngastina bersama patih negara Ngastina yaitu Patih Sengkuni.    Begawan Durna dan patih sengkuni datang dengan kereta kencana yang bisa dikatakan canggih di zamannya, diiringi dengan 100 prajurit negara Ngastina atau yang biasa...

Perkembangan Karya Sastra Puisi Arab

Manusia sejak lahir dititipi oleh Tuhan dengan naluri keindahan (sastra) dalam dirinya. Tidak heran di zaman yang mutakhir ini banyak di antara manusia yang sangat pandai dalam membuat kata-kata indah di dunia maya. Sastra adalah semua aspek kehidupan yang dihasilkan oleh manusia yang muncul dari gejolak atau pengalaman jiwa yang memiliki nilai keindahan (Pradopo). Sastra Arab identik dengan bahasa Arab, karena bahasa Arab adalah jalan satu-satunya untuk memahami sastra arab tersebut. Bahasa Arab merupakan salah satu rumpun besar bahasa  Semit (rumpun bahasa syam “putra nabi Nuh”). Aliran Klasik (Jahiliyyah) Karya sastranya berirama (pakem dengan kesamaan akhir bunyi puisi). Penyair-penyair dalam aliran ini yang paling terkenal adalah Ahmad Syauqi, sehingga mendapat gelar Al- Muallaqoh. Pembacaannya di pasar-pasar. Aliran Romantisme Dr. Ahmad Muzakki dalam bukunya Pengantar Teori Sastra Arab menjelaskan bahwa alirang yang pertama, mereka hanya terik...